GITJ KARANGSARI
PROFIL GITJ KARANGSARI
Nama : Gereja GITJ KARANGSARI
Alamat : Ds. Clering RT : 4/ RW : I, DONOROJO, JEPARA
Tgl berdiri : 5 Mei 1963
Tgl Pendewasaan : 5 Juli 2001
Pengajar :
1. GI.Em. SUMADI
2. Pemb. Pdt. PURWO ABDI. W, S.Th.
Nama : Gereja GITJ KARANGSARI
Alamat : Ds. Clering RT : 4/ RW : I, DONOROJO, JEPARA
Tgl berdiri : 5 Mei 1963
Tgl Pendewasaan : 5 Juli 2001
Pengajar :
1. GI.Em. SUMADI
2. Pemb. Pdt. PURWO ABDI. W, S.Th.
Sejarah
Singkat GITJ Karangsari
a.
Kedatangan Utusan Zending (1923)
Pada tahun 1923 utusan Zending dari
daerah Margorejo datang ke desa Karangsari, yaitu bapak Sabar
Harsodarsono beliau adalah seorang guru dan selanjutnya tinggal di dusun
Karangsari. Ia mengajar anak-anak dan sambil mengabarkan Injil. Kemudian kurang
lebih 2 (dua) tahun kemudian (1925), datang keluarga Kristen yaitu bapak Muroto
(Inting : nama kecil dari pak Maruto) yang berasal dari daerah Jawa
Timur, ia berprofesi sebagai pedagang keliling yang beristrikan ibu
Ngasinah yang berasal dari Margorejo datang ke desa Karangsari yang kemudian bergabung dengan keluarga bapak Sabar
Harsodarsono.
Pada saat itu di desa Karangsari belum ada kebaktian bersama, karena di desa Karangsari belum ada orang Kristen. Dari tahun 1923 keluarga bapak Sabar Harsodarsono bersama keluarga, sekali waktu ikut kebaktian di Margorejo, Puncel dan lebih sering mengikuti kebaktian di Bumiharjo.
Demikian halnya dengan keluarga bapak Muroto
(inting), bersama dengan keluarga bapak Sabar Harsodarsono beribadah di desa Bumiharjo. Di
dusun Bumiharjo (Brojol) pada saat itu sudah ada persekutuan orang-orang
Kristen yang dirintis oleh bapak Lukas Hadisuwito. Beliau juga merupakan utusan
dari Zending dan berprofesi sebagai guru Zending.
b. Pendirian Sekolah
Rakyat (1927)
Bapak Sabar Harsodarsono datang ke desa Karangsari karena mengemban tugas dari Zending. Pada tanggal 27 Juli 1927, bapak
Sabar Harsodarsono mendirikan Sekolah Rakyat atas prakarsa Zending. Ia mengajar anak-anak di desa Karangsari
dan sekitarnya. Zending sebenarnya adalah sebuah badan misi penginjilan. Maka
selain mengajar anak-anak
di Sekolah Rakyat, beliau juga aktif mengabarkan Injil di desa Karangsari. Ibu Sabar Harsodarsono mempunyai
sambilan dengan membuka toko kelontong.
Pada suatu waktu (± tahun 1960) ada seorang pemuda datang ke rumah bapak
Sabar Harsodarsono dengan memakai pakaian yang berasal dari MCC. Tergeraklah bapak Sabar Harsodarsono untuk mengetahui siapa orang itu. Maka diketahuilah bahwa dia berasal dari
dusun Palohjati (Ujungwatu),
waktu itu di desa Palohjati juga belum mengenal kekristenan. Kemudian
pemuda itu bergabung dan mengikuti peribadahan bersama dengan keluarga bapak Sabar Harsodarsono, Selama ini keluarga bapak Sabar
Harsosudarso masih bergabung dengan persekutuan di desa Bumiharjo.
c.
Berdirinya Persekutuan di Desa Karangsari (1963)
Setelah bertahun-tahun mengikuti peribadahan di desa Bumiharjo, maka timbul keinginan bapak Sabar Harsodarsono untuk mengadakan kebaktian
sendiri. Maka pada tanggal 5 Mei 1963, dibuka pertama
kalinya persekutuan yang pada awalnya diadakan di rumah bapak Sabar Harsodarsono yang dilayani oleh bapak Sabar
Harsodarsono sendiri. Agar
persekutuan ini berjalan dengan baik maka dibentuklah pengurus sebagai yang
bertanggungjawab atas persekutuan itu. Berikut ini peristiwa penting yang
terjadi dalam periode tahun (1963 s/d 1969) yaitu:
1.
Pembentukan Pengurus Persekutuan di Desa
Karangsari:
Susunan Pengurus Persekutuan di Karangsari
periode tahun (1963 s/d 1965) adalah :
Ketua
Pengurus : Bp.
Sabar Harsodarsono
Sekretaris
: Bp. Harso Suprodjo
Bendahara
: Ibu. Sri Yiniati.
Sekolah
Minggu : Bp. Nodo
Merbot
: Bp. Matduri
Persekutuan atau kebaktian itu
dihadiri oleh keluarga Bp. Sabar Harsodarsono sendiri dan
buruhnya serta keluarga bapak Muroto (inting). Jadi pada saat pendirian persekutuan itu, jumlah
anggotanya ± 6 KK atau (12) orang dewasa. Setalah lebih kurang 2 (dua) tahun
dilayani sendiri, maka pada tahun 1965 bapak Sabar Harsodarsono meminta bantuan
ke Margorejo untuk ikut dalam melayani persekutuan di dusun Karangsari.
d.
Menjadi Pepanthan GITJ Margorejo (1965)
Semakin bertambahnya anggota dalam
kebaktian itu, maka bapak Sabar Harsodarsono mempunyai keinginan untuk
memindahkan tempat untuk mengadakan kebaktian ke Sekolah Rakyat Zending
Karangsari dengan pertimbangan daya tampung di rumah bapak Sabar Harsodarsono
sudah tidak mencukupi lagi.
Hasil dari ketekunan bapak Sabar Harsodarsono, jumlah anggota pada saat itu adalah 6
KK, serta ditambah dengan petobat baru yaitu 19 KK. Ini yang mendorong bapak Sabar Harsodarsono untuk menggabungkan diri ke GITJ
Margorejo.
Pada tanggal 5 Juli 1965 persekutuan di desa Karangsari resmi menjadi pepanthan GITJ
Margorejo dengan nama jemaat pepanthan GITJ Karangsari. Berkembangnya jemaat
pepanthan GITJ Karangsari diimbangi dengan ditambahnya tenaga pelayan. Pelayan
yang ikut dalam pelayanan itu adalah sebagai berikut : Bapak DS Martohadi
dari Margorejo, Bapak Lukas Hadi Soewito dari Bumiharjo (Brojol), Bapak Soeka
Rena dari (Puncel), Bapak Sabar Harsodarsono. Keempat orang pelayan Tuhan ini
bahu-membahu secara bergantian dalam melayani. Hasil pelayanan itu kian hari
kian berkembang dengan pesat. Apalagi setelah bergabungnya saudara-saudara dari
dukuh Palohjati, pepanthan GITJ Karangsari itu semakin bertambah besar.
Susunan Pengurus Persekutuan di Karangsari
periode tahun (1965 s/d 1969) adalah :
Ketua
Pengurus : Bp.
Sabar Harsodarsono
Sekretaris
: Bp. Harso Suprodjo
Bendahara
: Ibu. Sri Yiniati.
Sekolah Minggu
: Bp. Nodo
Merbot
: Bp. Matduri
Pada masa ini ditandai dengan
peristiwa-peristiwa penting yaitu :
1.
Baptisan
Perkembangan pelayanan di pepanthan GITJ
Karangsari semakin hari-semakin pesat, terbukti dengan tanggal 9 Mei 1966, baptisan pertama kali
yang diikuti 22 orang
yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Kemudian pada
tanggal 25 Desember 1966 diadakan lagi baptisan yang ke dua yang diikuti oleh 18 orang yang terdiri dari 6 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan.
2.
Pemisahan Diri Warga /Anggota
dari Desa Palohjati.
Waktu atau tahun peristiwa keluarnya
warga/anggota pepanthan GITJ Karangsari yang berdomisili dari desa Palohjati
tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan keterangan dari beberapa jemaat, itu
terjadi pada tahun ± 1968. Peristiwa pemisahan diri ini merupakan titik awal
dari berdirinya jemaat di desa Palohjati atau sekarang disebut GITJ Palohjati.
Saudara-saudara dari desa
Palohjati mempunyai
keinginan untuk mengadakan peribadahan sendiri. Bukan karena selisih pendapat
tetapi karena alasan jauh.
Mula-mula peribadahan itu diadakan di rumah bapak Mohammad Satir. Inilah
merupakan cikal bakal dari jemaat Palohjati yang ada pada sekarang ini.
Persekutuan di Palohjati kian hari semakin bertambah pesat apalagi setelah ada
berdatangan para petani tambak bandeng yang berasal dari daerah Wedarijaksa dan
Bakaran Juwana. Namun tidak demikian halnya dengan
jemaat yang ada di Karangsari, pertumbuhan secara kuantitas tidak banyak bahkan
boleh dikatakan statis. Hal ini disebabkan oleh kondisi dari daerah Karangsari yang
tidak mendukung dari segi perekonomian. Banyak diantara
jemaat di Karangsari yang bertransmigrasi ke luar daerah misalnya ke
Kalimantan, Irian, Maluku, Sulawesi dan Sumatera. Tidak demikian dengan warga
non Kristen yang mempunyai modal, tetap tinggal di desa. Jadi secara kuantitas jumlah warga
kristen semakin sedikit sehingga
posisi jemaat Kristen kian hari kian terjepit. Namun karena kasih dan karunia
Tuhan Yesus Kristus jemaat ini masih tetap ada sampai dengan sekarang ini
Seperti lilin yang menyala ditengah-tengah kegelapan.
3.
Bapak Sabar Harsodarsono Wafat (1969)
Ujian yang menerpa pepanthan GITJ Karangsari belum usai. Dengan posisi dan situasi
demikian itu pepanthan
GITJ Karangsari harus
ditinggalkan oleh tokoh sentral. Tepatnya pada Tahun 1969 bapak Sabar
Harsodarsono meninggal dunia.
Sepeningggal bapak Sabar Harsodarsono, pepanthan
GITJ Karangsari ibarat seperti anak ayam ditinggal induknya, permasalahannya
adalah warga pepanthan GITJ Karangsari belum ada yang merasa mampu untuk meneruskan
perjuangan bapak Sabar Harsodarsono.
4.
Pemilihan bapak GI. Y. Sukamto (1969).
Pada tahun 1969, setelah bapak Sabar Harsodarsono meninggal dan ini pula berdasarkan
kesepakatan bersama warga, maka setelah sepeninggal bapak Sabar Harsodarsono, jemaat Pepanthan GITJ Karangsari,
menunjuk bapak GI. Y. Sukamto, menjadi penerus perjuangan menggantikan bapak Sabar Harsodarsono.
Mengapa bapak GI. Y. Sukamto yang ditunjuk
menjadi penggnti sekaligus sebagai penerus perjuangan bapak Sabar Harsodarsono. Hal ini dikarenakan pada saat itu warga
yang ada belum mampu untuk memegang tampuk kepemimpinan di jemaat GITJ
Karangsari.
e.
Pengangakatan bapak
GI. Y. Sukamto (1969).
Berdasarkan kesepakatan bersama kepemimpinan di pepanthan GITJ Karangsari dilanjutkan oleh
bapak GI. Y. Sukamto.sebagai ketua. Walau sebenarnya
secara status, bapak Pdt. Yohanes Sukamto adalah pelayan dari GITJ Induk
Margorejo, namun karena berdomisili di desa Karangsari,
bapak Pdt. Yohanes Sukamto diminta untuk membantu dalam kepengurusan pepanthan
GITJ Karangsari, desa Clering. Pada tahun kepemimpinan bapak GI. Y. Sukamto, jumlah anggota setelah ada
peristiwa pemisahan diri anggota jemaat GITJ Karangsari yang berasal dari desa
Palohjati dan beberapa diantaranya ada yang ikut transmigrasi keluar pulau
jawa, menjadi ± 13 KK, dari jumlah ± 25 KK.
Pada periode tidak banyak peristiwa
penting yang terjadi. Hal penting adalah pembentukan kepengurusan yang baru.
1.
Pembentukan Kepengurusan Baru
Periode tahun 1969 s/d
1978.
Pada saat itu yang menjabat dalam
kepengurusan pada periode tahun 1969 s/d 1978 di Pepanthan GITJ Karangsari ini
adalah :
Ketua Pengurus
: Bp GI. Y. Sukamto..
Sekretaris
: Ibu Sakesi
Bendahara
: Bp. Sumadi
Guru SM
: Bp. Sumadi
Merbot
: Bp. Matduri.
f.
Pergantian Kepengurusan periode tahun 1978 - 1996
Berkat bimbingan dari bapak GI. Y. Sukamto, jemaat pepanthan GITJ Karangsari muncul generasi baru. Demikian juga karena
alasan regenerasi, maka anggota jemaat yang dipandang mampu untuk mengemban
tampuk pimpinan yang ada di jemaat Pepanthan GITJ Karangsari. Maka setelah 5 tahun kepemimpinan bapak GI. Y. Sukamto, dibentuk pengurus baru. Maka pada tahun 1978, di bentuk pengurus baru untuk mengganti bapak GI. Y. Sukamto.
Susunan Pengurus Pepanthan GITJ
Karangsari periode tahun 1978 - 1996.
Ketua Pengurus : Bp. K. Hadi Suprojo
Sekretaris : Bp. Suroso
Bendahara : Bp. Sumadi
Guru SM : Bp. Endang
Ismaeni
Merbot :
Bp. Matduri.
Pelayanan di gereja Pepanthan Karangsari tetap di Bantu bapak GI. Yohanes Sukamto, bapak Pdt. Hardjono
Djojoatmodjo (1980). Setelah sepeninggal bapak Pdt. Hardjono Djojoatmodjo,
Pelayanan di Karangsari dilanjutkan oleh bapak Pdt. Supriyo Hadiwinarno.
Pada periode kepngurusan ini, agak istimewa
karena pada periode ini masa tugasnya paling lama yaitu ± 18 tahun. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya kemampuan jemaat pepanthan GITJ Karangsari.
g.
Pergantian Kepengurusan periode tahun 1996 s/d 2001
Semakin bertambahnya tahun, Tuhan Yesus
akhirnya mengirimkan utusannya untuk meregenerasi kepengurusan di pepanthan GITJ Karangsari. Pada periode ini yang
menjabat dalam kepengurusan di pepanthan GITJ Karangsari adalah :
Ketua
: Bp. Suroso.
Sekretaris
: Prasetyo Budi
Bendahara
: Sumadi
Guru SM
: Bp Prasetyo Budi
Merbot
: Matduri.
Pada masa kepengurusan ini pepanthan GITJ Karangsari mempunyai beberapa hal yang penting dan
bergumul serta berangan-angan yaitu :
1.
Menjadi gereja dewasa
2.
Mempunyai pelayan sendiri penuh waktu.
3.
Memanggil bapak Sukarlan, S.Th dari Puncel
menjadi tenaga orientasi selama 3 (tiga) tahun. Dengan harapan nantinya dapat
diteguhkan menjadi pelayan di Karangsari bersamaan dengan pendewasaan gereja.
Oleh karena tidak ada kesamaan dalam visi dalam jemaat, maka Bapak Sukarlan
mengundurkan diri dari jemaat Karangsari.
h.
Pendewasaan Pepanthan
GITJ Karangsari (2001)
Berkat kasih Karunia dari Tuhan
Yesus Kristus jika jemaat Karangsari masih ada sampai dengan sekarang ini. Maka
jemaat mempunyai keinginan untuk melangkah kejenjang pendewasaan. Dari
perhitungan lamanya menginduk ke Margorejo selama 40 tahun, jemaat Karangsari
ingin belajar mengelola rumah tangga sendiri.
Pada tanggal 5 Juli 2001 jemaat Karangsari resmi didewasakan dengan Surat
Keterangan Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Ijili Di Tanah Jawa (GITJ) nomor 03/E/I/SK/Sin/VII/2001 tentang Pendewasaan Gereja
Injili Di Tanah Jawa (GITJ) Margorejo Kelompok Karangsari. Setelah pendewasaan resmi memakai nama
GITJ Karangsari.
Kesempatan itu dipakai
juga untuk meneguhkan
Bapak Sumadi sebagai Guru Injil di GITJ Karangsari, yaitu berdasarkan Surat
Keputusan dari Gereja Injili Di Tanah Jawa (GITJ) Karangsari Nomor :
08/SK.GI/M/GITJ/KS/VII/2001 yang dikuatkan dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Injili Di Tanah Jawa (GITJ) Nomor : 05/E-I/SK.Sin/BPH/VII/2001.
Tentang Pentahbisan Saudara Sumadi Menjadi Guru Injil Jemaat GITJ Karangsari
Keling, Jepara.
Pada saat diteguhkan menjadi gereja
dewasa, GITJ Karangsari
beranggotakan :
NO
|
ANGGOTA
|
JENIS
KELAMIN
|
JUMLAH/
JIWA
|
|
L
|
P
|
|||
1.
|
BAPTIS
|
28
|
37
|
65
|
2.
|
BELUM BAPTIS
|
9
|
5
|
14
|
3.
|
Sekolah.Minggu / Remaja
|
11
|
13
|
24
|
4.
|
PEMUDA
|
8
|
7
|
15
|
56
|
62
|
118
|
Sumber dari data
statistik gereja[1]
kepengurusan di pepanthan GITJ
Karangsari ditetapkan dengan susunan sebagai berikut :
Susunan kemajelisan GITJ Karangsari
periode I (pertama) 2001 s/d 2004
Ketua Umum : Bp. Suroso
Ketua I : Bp. GI Sumadi
Ketua II : Bp. Karnoto
Ketua III : Bp. Siswohadimulyo
Sekretaris I : Bp. Prasetyo Budi, S.Th
Sekretaris II : Bp. Ponijo
Bendahara I : Bp. Wito Radyo
Bendahara II :
Ibu. Suyatmi
Komisi Wanita : Ibu. Endang Ismaeni
Komisi Sekolah Minggu : Ibu. Dwi Ning Lestari
Komisi Pemuda : Bp. Daniel Setiawan
Komisi Diakonia : Bp. Susilo
Komisi Pembangunan : Bp. Suligi
Merbot : Bp. Seno
[2]
Susunan kemajelisan GITJ Karangsari
periode II (dua) 2004 s/d 2009 adalah :
Ketua Umum : Bp. Suroso
Ketua I : Bp. GI Sumadi
Ketua II : Bp. Karnoto
Ketua III : Bp. Siswohadimulyo
Sekretaris I : Bp. Prasetyo Budi, S.Th
Sekretaris II : Bp. Ponijo
Bendahara I : Bp. Wito Radyo
Bendahara II : Ibu. Suyatmi
Komisi Wanita : Ibu. Endang Ismaeni
Komisi Sekolah Minggu : Ibu. Dwi Ning Lestari
Komisi Pemuda : Bp. Daniel Setiawan
Komisi Diakonia : Bp. Susilo
Komisi Pembangunan : Bp. Suligi
Merbot : Ibu Kartini
[3]
i.
Periode tahun 2009 s/d 2014
Sesuai dengan Tata Gereja pasal 11 ayat 3, SINODE GITJ, masa kerja Tua-Tua dan Diaken adalah 2 kali masa kerja,
dapat di pilih kembali jika telah berhenti
satu kali masa kerja (5 tahun)[i][4]. Maka pada tahun 2009 diadakan
reorganisasi dengan hasil :
Susunan kemajelisan GITJ Karangsari
periode 2009 s/d 2014
Ketua Umum : Bp.
Prasetyo Budi, S.Th
Ketua I : Bp. GI Sumadi
Ketua II : Bp. Karnoto
Ketua III : Bp.
Siswohadimulyo
Sekretaris I : Bp. Ponijo
Sekretaris II : Bp. Sihno
Bendahara I : Ibu Suyatmi
Bendahara II : Ibu. Tri Mulyati
Komisi Wanita : Ibu. Endah Aryani
Komisi Sekolah Minggu : Ibu. Endang Ismaeni
Komisi Pemuda : Sdr. Yohan Indriawan
Komisi Diakonia : Ibu. Dwinng Lestari
Komisi Pembangunan : Bp. Wito Radyo
Komisi Kematian : Bp. Susilo
Merbot : Ibu Kartini
Tukang Kubur : Bp. Sarbini
[5]
Kemudian
pada tanggal 26 September 2009, bapak GI Sumadi di emiritasi dengan Surat
Keputusan Majelis Gereja Injili Di Tanah Jawa (GITJ) Karangsari Nomor : 66/SK/GKr/IX/2009
yaitu tentang Emiritasi Guru Injil Sumadi. Oleh karena belum mempunyai tenaga
pengajar penuh waktu maka sesuai dengan Surat Keputusan Majelis Gereja Injili
Di Tanah Jawa (GITJ) Karangsari Nomor : 66/SK/GKr/IX/2009, pada putusan nomor 4
(empat) bapak GI. Em, Sumadi di kontrak selama 2 (dua) tahun terhitung mulai 1
Oktober 2009 sampai dengan 1 Oktober 2011, sambil mendidik tenaga orientasi
yang ada.
A. Susunan Kepemimpinan di GITJ Karangsari
Susunan organisasi
di GITJ Karangsari mulai tertata setelah didewasakan. Karena pada periode tahun
1963 sampai dengan tahun 2001, GITJ Karangsari masih menginduk ke GITJ Induk
Margorejo. Dalam melaksanakan Tata Gereja masih di bantu dari gereja GITJ Induk Margorejo. Sedangkan
alasan kedua kenapa susunan kepengurusan di GITJ Karangsari belum lengkap
adalah karena terkendala atas personal yang belum mampu untuk ikut dalam organisasi
gereja. Namun kemudian setelah diteguhkan menjadi gereja yang dewasa sistem
kepengurusan mulai dibenahi.
Berikut ini
adalah bentuk struktur Kemajelisan GITJ Karangsari [6] :
Berikut ini
adalah ringkasan dari perjalanan sejarah struktur organisasi semenjak tahun
1963 sampai dengan tahun 2009 :
1. Susunan Pengurus Pepanthan GITJ Karangsari
periode tahun 1963 s/d 1969) adalah :
Ketua Pengurus : Bp. Sabar
Harsodarsono
Sekretaris
: Ibu Harsco Suprodjo
Bendahara
: Ibu Sri Yiniati.
Guru
SM
: Bp. Nodo
Merbot
: Bp. Matduri
2.
Susunan Pengurus
Pepanthan GITJ Karangsari periode tahun 1969 s/d 1978 adalah :
Ketua Pengurus
: Bp. GI. Yohanes Sukamto.
Sekretaris
: Ibu Sukesi
Bendahara
: Bp. Sumadi
Guru SM
: Bp. Sumadi
Merbot
: Bp. Matduri.
3.
Susunan Pengurus
Pepanthan GITJ Karangsari periode tahun 1978 s/d 1996 adalah.
Ketua Pengurus
: Bp. K. Hadi Suprojo
Sekretaris
: Bp. Suroso
Bendahara
: Bp. Sumadi
Guru SM
: Ibu. Endang Ismaeni
Merbot
: Bp. Matduri.
4.
Susunan Pengurus
Pepanthan GITJ Karangsari periode tahun 1996 s/d 2001 adalah :
Ketua
: Bp.
Suroso.
Sekretaris
: Prasetyo Budi
Bendahara
: Sumadi
Guru SM
: Bp Prasetyo Budi
Merbot
: Matduri.
5.
Susunan kemajelisan
GITJ Karangsari setelah didewasakan periode I (pertama) tahun 2001 s/d 2004
Ketua
Umum
: Bp. Suroso
Ketua
I
: Bp. GI
Sumadi
Ketua
II
: Bp.
Karnoto
Ketua
III : Bp.
Siswohadimulyo
Sekretaris
I : Bp.
Prasetyo Budi, S.Th
Sekretaris
II
: Bp. Ponijo
Bendahara
I
: Bp. Wito
Radyo
Bendahara
II
: Ibu.
Suyatmi
Komisi
Wanita : Ibu.
Endang Ismaeni
Komisi Sekolah
Minggu : Ibu. Dwi Ning Lestari
Komisi
Pemuda
: Bp. Daniel Setiawan
Komisi
Diakonia
: Bp. Susilo
Komisi Pembangunan
: Bp. Suligi
Merbot
: Bp. Seno/ bu Kartini.
6. Susunan kemajelisan GITJ
Karangsari periode tahun 2009 s/d 2014
Ketua
Umum
: Bp. Prasetyo Budi, S.Th
Ketua
I
: Bp. GI Sumadi
Ketua
II
: Bp. Karnoto
Ketua
III
: Bp. Siswohadimulyo
Sekretaris
I
: Bp. Ponijo
Sekretaris
II
: Bp. Sihno
Bendahara
I
: Ibu Suyatmi
Bendahara
II
: Ibu. Tri Mulyati
Komisi
Wanita
: Ibu. Endah Aryani
Komisi Sekolah Minggu
: Ibu. Endang Ismaeni
Komisi
Pemuda
: Sdr. Yohan
Indriawan
Komisi
Diakonia : Ibu.
Dwinng Lestari
Komisi Pembangunan
: : Bp. Wito Radyo
Komisi Kematian
: Bp. Susilo
Merbot
: Ibu Kartini
Tukang Kubur
: Bp.
Sarbini
[1] Data Statistik Gereja
GITJ Karangsari 2001-2004.
[2] Sumber dari arsip gereja GITJ Karangsari, 05 Juli 2001.
[3] Sumber dari Arsip gereja GITJ Karangsari
[4] .....................Tata Gereja
SINODE Gereja Injili Di Tanah Jawa (GITJ), (INKA Klepu Jepara, 2008) hal. 35.
[5] Hasil Rapat Jemaat GITJ Karangsari tanggal 05 Juli 2009.
[6] Sumber dari Majelis dan Bapak GI. Em Sumadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar